Berkemajuan dan Mencerahkan; Sebuah Alternatif Pendekatan dalam Pembelajaran


Kuningan, UPMKnews - - Pembelajaran merupakan proses berkelanjutan dengan dinamika kelas yang bervariasi. Dinamika kelas itu memiliki karakteristik; pengulangan, pengembangan, peningkatan, dan penemuan. 

Pengulangan dipahami sebagai sebuah kondisi dimana kasus-kasus yang terjadi di kelas menjadi sebuah kegiatan yang patut dipertahankan. Alas an dipertahankan karena memiliki nilai etika, nilai pengetahuan, nilai pemahaman, dan nilai keterampilan. Pengulangan itu menjadi barang baku dalam proses pembelajaran yang diperkuat baik dalam introduksi kegiatan kelas, penyampaian materi inti, proses refleksi maupun evaluasi. Pengulangan ini bertujuan bagaimana pemelajar dapat memiliki prinsip-prinsip pembelajaran yang kuat agar tumbuh menjadi karakter dan menghantarkan menjadi kebiasaan. 

Pengembangan lahir dari kebutuhan pemahaman pemelajar terhadap sebuah objek atau materi pembelajaran. Pemahaman yang normative dalam buku ajar atau buku teks tidak cukup untuk memberikan pemahaman komprehensif terhadap pemelajar. Latar belakang pemelajar baik secara psikologis, sosiologis, antropologis, akan mengakibatkan perbedaan tingkat daya tangkap pemahaman mereka. Sehingga, pengembangan dibutuhkan untuk memberikan analogi kasus, penyederhanaan diksi maupun pemberian contoh secara kontekstual. Semua bagian tersebut menjadi tahapan dalam pengembangan pemahaman materi ajar di kelas. Pengembangan sangat penting untuk dilakukan, karena proses ini akan memberikan suasana baru yang telah diperkuat dalam fase pengulangan.

Peningkatan adalah proses lanjutan yang akan memberikan pengetahuan dan pengalaman pemelajar dalam memahami secara mendalam tentang materi ajar. Proses ini dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan bersifat praktis dan berkaitan dengan proyek-proyek pemelajar. Kegiatan langsung dapat dirasakan oleh mereka bagaimana mereka merekonstruksi ide, melakukan eksperimen dan menghasilkan konsklusi yang dijadikan patokan pemahaman mereka dalam sebuah mata ajar. Proses ini akan mendekatkan pemelajar tentang implikasi posistif pembelajaran mereka yang mampu memecahkan masalah-masalah dalam konteks kehidupan mereka. Fase peningkatan juga dapat mengawal pemelajar untuk menemukan formula tepat bagaimana pengetahuan dan pemahaman mereka tentang sebuah materi ajar dapat berguna dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Penemuan merupakan titik kesuksesan pertama dalam proses pembelajaran. Penemuan yang dimaksud adalah penentuan sikap diri dan membangun citra positif dirinya di depan publik sesuai karakteristik diri sebagai pemelajar. Penemuan ini dapat bersifat konkrit dan abstrak. Konkrit dapat dicerminkan dengan ditemukannya cara-cara baru dalam pembelajaran, cara pemecahan masalah dalam kehidupan, benda-benda pendukung lainnya, sementara penemuan yang sifatnya abstrak dapat tercermin dengan perubahan sikap pemelajar; lebih mumpuni dengan pengetahuannya, lebih bijak dengan pengalamannya, dan lebih akomodatif dengan pemahamannya.

Dalam konteks pendidikan berkemajuan dan mencerahkan versi Muhammadiyah, pendidikan dipandang sebagai proses berkelanjutan dengan segala instrument pendukungnya baik secara akhlaq maupun fasilitas infrastrukturnya. Menumbuhkan akhlaq pemelajar merupakan tujuan utama dalam pendekatan pendidikan berkemajuan dan mencerahkan. Akhlak atau secara pemahaman sederhana yaitu etika harus menjadi penciri bahwa pendidikan berkemajuan tidak terlepas dari nilai-nilai kehidupan yang bersumber dari agama dan sosial kemasyarakatan. Individu yang telah sukses dalam pengalaman belajar yang berkemajuan akan dituntut untuk mampu mencerahkan kepada publik.

Mencerahkan, secara terminologi, merupakan sikap individu yang mampu memberikan kebaikan kepada individu lain. Mencerahkan adalah memberikan ilmu pengetahuan, memberikan pemahaman dan memberikan aspek kebermanfaatan. Pendekatan pembelajaran Berkemajuan dan mencerahkan merupakan integrasi nilai peningkatan kualitas individu dan pemberian implikasi positif untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Integrasi nilai inilah yang akan menjadi penciri pendekatan pembelajaran ini.

Oleh: Nanan Abdul Manan (Ketua STKIP Muhammadiyah Kuningan


Bagikan Berita Ini

Facebook Twitter Whatsapp