Kanal Pendidikan Berkemajuan


Kuningan, UPMKnews - - Era perubahan menjadi kesempatan berharga untuk mengambil bagian. Peluang yang terbuka hanya akan dapat dilihat oleh individu yang memiliki jiwa kreatif dan penasaran tinggi. Setiap era pasti sudah dipersiapkan untuk siapa sebagai pengisinya.

Pertikaian persepsi skilled man itu dilahirkan dari proses pendidikan di lembaga atau dari pengalaman non degree menjadi isu yang semakin hangat. Terlebih setelah gencarnya perusahaan besar seperti apple, starbucks, Tesla, IBM bahkan Google yang menyatakan bahwa kriteria karyawan perusahaanya tidak didasarkan pada education degree namun jauh lebih berharga adalah skill dan komoetensi yang mereka miliki sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Terlebih juga statemen Nadim Makarim ketika pertama kali dilantik menjadi Menteri Pendidikan menyatakan bahwa gelar seseorang tak menjamin kompetensi dan akreditasi lembaga tak menjamin kualitas. Statemen tersebut tidak selamanya salah dan juga tidak selamanya benar. Semua melihat dari perspektif parsial sesuai kaca mata mereka.

Pendidikan Muhammadiyah Berkemajuan mencoba menawarkan formula bagaimana pendidikan yang mengedepankan pendekatan profetik, humanistik, etik, dan adaptif. Dengan empat basis pendekatan tersebut, Pendidikan yang diselenggarakan di Muhammadiyah mesti melahirkan para lulusan yang memiliki wisdom tinggi, sense of society's issue yang tinggi, good attitude actor, dan balancer dalam segala kondisi.

Keempat pendekatan pendidikan itu juga diejawantahkan dalam tata nilai yang ditanam dalam semua Amal Usaha Muhammadiyah dari level Pendidikan Anak Usia Dini sampai Pendidikan Tinggi. Usia organisasi yang melampaui abad sangat kuat untuk menebar energi kebaruan dalam upaya memperkuat peradaban dunia.

Dalam konteks pendidikan kini, strategi kolaborasi di semua bidang (antar disipliner, multi disipliner, inter disipliner) menjadi sebuah keniscayaan dalam upaya menyelesaikan persoalan kompleks. Perkawinan pendekatan, metode, teknik maupun strategi wajib dilakukan sebagai langkah penting untuk mempersempit gap antara teori dengan kenyataan hidup.

Pendidikan kini harus disokong oleh jembatan yang mampu menghubungkan dunia usaha dan dunia industri. Isu besar ini tidak mudah untuk dilakukan dan berkelanjutan jika siklus bisnis dan pendidikan tidak ditata secara komprehensif dan holistik.

Siklus itu harus mampu membuat peta jalan mulai analysis, design, produce, develop, market, dan use. Secara sederhana bahwa perkawinan pendidikan dan dunia industri dan dunia usaha harus jelas konsep produksi-market-konsumen. Siklus ini harus dikawal ketat dengan kebijakan pemerintah secara berkelanjutan.

Sehingga arah program pengembangan pembangunan masyarakat wirausaha akan tercipta dengan baik. Kemajuan sebuah bangsa akan ditopang oleh kekuatan ekonomi masyarakatnya, kekuatan ekonomi masyarakat itu lahir dari ide wirausaha , ide dan implementasi wirausaha itulah yang harus dikawal oleh regulasi secara kuat.

Dari situlah, kanal pendidikan berkemajuan itu harus terus tercipta melalui kolaborasi berkelanjutan.

Oleh: Nanan Abdul Manan (Ketua STKIP Muhammadiyah Kuningan


Bagikan Berita Ini

Facebook Twitter Whatsapp