Kurangnya Tenaga Pendidik di Daerah Terpencil dan Solusinya


UPMKNews--Kurangnya tenaga pendidik di pedalaman karena sulitnya mencari pengajar yang mau mengajar di daerah terpencil dan sangat jarang sekali seorang sarjana mau menyumbangkan jasanya untuk mengajar didaerah pedalaman. Padahal masing-masing orang mempunyai hak untuk berpendidikan, akan tetapi pemerintah tidak membagi rata tenaga pendidikan yang baru lulusan sarjana sehingga banyak lulusan SMA terpaksa diangkat menjadi pengajar didaerah tersebut walaupun belum menempuh pendidikan didalam perkuliahan dikarnakan lulusan sarjana tidak ada yang ingin mendidik di daerah terpencil karna dari itu dapat disimpulkan bahwa diindonesia banyak yang pengangguran dikarnakan pendidikannya sangat minim.

Bisa dikatakan faktanya saat ini penugasan guru, ke wilayah pelosok masih sangat minim. Apalagi mereka yang memang berstatus sebagai ASN yang terkadang hanya ada satu dalam satu sekolah. Memang dari informasi yang ada di lapangan, masih banyak sekolah yang kekurangan tenaga pendidik. Hal ini harus menjadi perhatian dari pemprov khususnya Dinas Pendidikan.

Solusi kurangnya tenaga pendidik di daerah terpencil

langkah untuk mengurangi kekurangan guru yang pertama kali adalah mengurangi jumlah kepala sekolah khususnya di tingkat sekolah dasar. Jadi, setiap sekolah belum tentu ada kepala sekolahnya.

Aturannya dibuat satu kepala sekolah bisa memimpin 3, 4, 5 sekolah atau satu kepala sekolah memimpin satu gugus sekolah. Setiap sekolah diurus oleh bagian tata usaha dan seorang koordinator guru dan siswa yang tugas utamanya adalah full mengajar. Sedangkan, sisa waktunya untuk mengurus manajemen guru dan siswa.

Yang kedua guna menutupi kekurangan guru, pemerintah daerah bisa membuka lowongan kerja baru untuk guru profesional yang bisa diambil dari guru yang sudah pensiun, anggota TNI dan Polri yang sudah pensiun, terutama yang pernah bertugas sebagai Babinsa dan Bhabinkamtibmas untuk mengajar olah raga dan pendidikan karakter, guru-guru bimbel, anggota masyarakat yang berpendidikan dan peduli dengan pendidikan.

Penulis, Riko Triono Mahasiswa PGSD 3D


Bagikan Berita Ini

Facebook Twitter Whatsapp