Nanan Abdul Manan: Being An Energic Teacher


uningan, UPMKnews --- Menjadi guru seadanya pasti mudah. Tapi menjadi guru yang handal itu tidak mudah. Guru handal tidaklah cukup hanya sekedar dirinya telah mengalami banyak masa dan menghabiskan waktu puluhan tahun dalam profesi ini.

Guru handal tercermin dari progress report dalam karirnya sebagai guru. Ia disukai oleh murid-muridnya karena kekayaan ide dengan kemampuannya menciptakan generasi yang lebih baik dan berprestasi. Beberapa karakter guru enerjik adalah sebagai berikut:

Memulai kelas dengan Rasa Percaya Diri
Guru enerjik senantiasa mampu menghadirkan suasana bergairah bagi murid-muridnya. Kegairahan yang ditemukan oleh murid-muridnya itu disebabkan oleh aura positif guru. Aura positif itu tercermin dari performa fisik guru, tindak tutur, intonasi dalam komunikasi, dan kehangatan dalam merespon dinamika kelas.

Guru enerjik akan sangat percaya diri bahwa apa yang akan disampaikan olehnya memiliki unsur manfaat tidak sekedar bagi kemampuan anak di kelas namun aplikasi keilmuan dalam kehidupan murid-muridnya.

Guru enerjik memberikan performa yang penuh antusias. Enerjik yang dimaksud ini adalah keterampilan diri guru yang mampu membangkitkan motivasi peserta didik. Memulai dengan kegembiraan, melanjutkan dengan proses yang menyenangkan dalam orkestra kelas, dan mengakhirinya dengan penuh kesan.  

Mengisi Proses Pembelajaran dengan Kreatif
Pembelajaran kreatif adalah pembelajaran yang senantiasa berusaha bagaimana peserta didik terstimulasi untuk melakukan sesuatu yang belum pernah mereka lakukan. Menciptakan kegiatan-kegiatan yang berbeda dari kebiasaan akan memberikan nuansa menarik dalam pembelajaran.

Kreativitas guru ini muncul bagaimana memanfaatkan segala media yang ada, menggunakan teknik pembelajaran yang mengajak partisipasi peserta didik menyeluruh, memberikan contoh kegiatan yang menimbulkan kepenasaran peserta didik dan mempraktekkan kegiatan yang berakar pada potensi peserta didik. 

Memberikan Penguatan Nilai Pembelajaran
Penguatan nilai pembelajaran adalah satu rangkaian yang tak terpisahkan bagaimana guru memberikan kegiatan sebagai tindaklanjut dari kegiatan sebelumnya. Cara pengulangan yang efektif dengan berbagai teknik akan memberikan penguatan pemahaman materi pada peserta didik.

Penguatan ini dapat dilakukan dengan cara tanya jawab, demonstrasi, role play, presentasi, dan teknik yang dapat dihasilkan dari improvisasi sesuai kebutuhan siswa di kelas. Penguatan nilai pembelajaran adalah bagaimana seorang siswa diciptakan untuk menjadi pribadi yang berkesuaian antara tujuan pembelajaran dengan sikap diri yang mencerminkan hasil dari proses transfer of values, karena pengajaran tidaklah cukup dengan tranfer of knowledge dan transfer of skill semata, namun ketiganya harus terintegrasi.  

Mengakhiri dengan Kegiatan yang Mengesankan
Akhir dari proses pebelajaran harus memberikan kesan kepada siswa. Sehebat apapun guru mampu menceriakan kelas di awal pembelajaran, menciptakan orkestra menarik dalam kegiatan inti pembelajaran, jika diakhir pembelajaran tidak berkesan, maka semua akan tidak maksimal dan muridpun akan kembali dalam sikap standar seperti saat sebelumnya.

Kesan terakhir yang diberikan guru saat mengakhiri pembelajaran adalah satu performa guru yang memberikan makna tentang manfaat atau pentingnya pembelajaran. Peserta didik harus menemukan kesan manfaat tentang pembelajaran yang sudah dilalui. Kesan manfaat dari pembelajaran ini harus terus menguat dan menjadi prinsip diri dalam diri peserta didik.

Sehingga, pasca pembelajaran di kelas, mereka akan mampu merelevansikan antara materi pembelajaran yang sudah mereka dapatkan dan realitas kehidupan yang sesungguhnya.

Menjadi guru itu bukan sekedar takdir yang dipaksa untuk diterima. Namun, profesi guru adalah pekerjaan mulia. Mengajar dan mendidik merupakan proses menebar kebaikan. Kebaikan yang ditebarkan oleh sang guru atau sang pendidik harus berbanding lurus dengan kebaikan dirinya dalam ritual kepada-Nya, itulah sejatinya seorang guru yang menjadi tauladan bagi peserta didiknya. 

Oleh : Nanan Abdul Manan (Ketua STKIP Muhammadiyah Kuningan


Bagikan Berita Ini

Facebook Twitter Whatsapp