Perbedaan Individu dan Peranan Orang Tua dalam Perkembangan Zaman


A. Landasan Teori Individu, Mayarakat, dan Interaksi Sosial - Menurut Harvil, Individu merupakan kesatuan terbatas yang memiliki keunikan. Individu dilahirkan untuk mencari sebuah hubungan, yaitu suatu hubungan yang harmonis dan senantiasa berfikir positif serta seimbang antara hubungannya dengan Tuhan dan hubungannya dengan sesama makhluk sosial. Oleh karena itu, dari keunikan tersebut dapat menciptakan suatu interaksi sosial antar kelompok yang disebut sebagai masyarakat. Masyarakat merupakan sekelompok individu yang saling berinteraksi. Dimana di dalamnya terdapat norma, adat, hukum.

Ketika masyarakat dikatakan sebagai sekelompok individu yang saling berinteraksi, maka interaksi ini di golongkan kedalam tiga golongan, yaitu interaksi individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Dengan adanya interaksi sosial ini, dapat menimbulkan kerjasama, persaingan, dan pertikaian atau konfilik. Dalam ruang lingkup keluarga, didalamnya memiliki interaksi sosial. Dimana interaksi sosial ini terdapat suatu interaksi yang bersifat positif maupun bersifat negatif. Ketika interaksi ini bersifat positif, maka akan menimbulkan hubungan yang harmonis dan menciptakan generasi yang bertingkah laku sesuai dengan norma, adat, hukum.

Adapun interaksi yang bersifat negatif, akan muncul kesenjangan sosial dalam keluarga. Untuk menunjang hal tersebut, peran orang tua sangatlah penting demi mencapai suatu hubungan yang seimbang antara hubungannya dengan Tuhan, serta hubungannya sebagai makhluk sosial lainnya.

B. Kasus Anak Durhaka Kepada Orang Tua -  Kasus anak durhaka kepada orang tua merupakan salah satu kasus pelanggaran norma agama yang termasuk dalam kasus individu. Di dalam keluarga kasus ini sering terjadi dikarenakan kurangnya pendidikan yang diberikan oleh orang tua terhadap anak yang mengakibatkan anak menjadi semena-mena dan tidak menghargai orang tua.

Adapun hal tersebut bisa terjadi salah satunya karena faktor era globalisasi yang semakin majunya teknologi membuat orang sibuk dengan media sosialnya sehingga tidak memperhatikan orang-orang disekitarnya yang akan mengakibatkan kurangnya interaksi sosial. Dizaman dahulu hubungan interaksi sosial antara orang tua dan anak itu terjalin dengan harmonis karena tidak adanya teknologi.

Orang tua zaman dahulu mendidik anak dengan landasan agama yang kuat yang menjadikan anak patuh dan hormat terhadap orang tua. Ini merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi terjadinya kasus anak durhaka terhadap orang tua.

C. Perbedaan Individu terhadap Teknologi - Dalam setiap individu memiliki pemikiran dan tingkah laku yang berbeda-beda, maka dari itu setiap individu dalam mengahadapi era globalisasi dan kemajuan teknologi ditanggapi dengan berbeda. Teknologi itu sangat penting dan banyak manfaatnya dikalangan masyarakat yang dapat menunjang akses pendidikan dengan mudah. 

Setiap anak berhak mendapatkan ilmu, maka dengan ilmu anak menjadi tau dan paham terhadap apa yang akan mereka lakukan baik tingkah laku, sikap, dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun dengan teknologi ini anak lebih mudah mendapatkan pendidikan tidak hanya di sekolah saja melainkan dirumah bersama anggota keluarga atau melalui media sosial lainnya.

Tetapi ada sebagian anak yang menyalahgunakan teknologi di media sosial dengan hal-hal yang melanggar aturan norma, adat dan hukum. Maka dari itu peran orang tua sangatlah penting dalam era globalisasi agar anak tidak terjerumus terhadap hal-hal yang tidak diinginkan.

D. Solusi dari Kasus Anak Durhaka terhadap Orang Tua - Agar tercipta keluarga yang harmonis peran orang sangatlah penting. Di era globalisasi yang maju ini pengawasan orang tua terhadap anak harus sangat ditingkatkan, agar perilaku anak tidak mendekati hal-hal yang tidak baik, terlebih agar anak tidak menjadi durhaka terhadap orang tua.

Pendidikan terhadap anak harus diperhatikan, karena dengn adanya pendidikan yang baik dapat merubah tingkah laku anak menjadi lebih baik. Pendidikan agama juga harus diajarkan terhadap anak karena pendidikan agama merupakan pendidikan yang paling utama dan sebagai pedoman dalam menjalankan kehidupan. (*)

Penulis: Adalah mahasiswi Prodi PGSD 1A: Ulmi Reda Mayanesa; Hesty Dwi Rismayanty; Dewi Safitri; Laela Ferani; Tiara Rachma Puspita; Serli Marselinda.


Bagikan Berita Ini

Facebook Twitter Whatsapp