"Training Optimalisasi Potensi Guru Melalui Hipnoteaching" Bagi Guru RA, MI, MTs dan SMA PUI Se- Kecamatan Cigandamekar


Kuningan - Dalam rangka memperkuat kerjasama STKIP Muhammadiyah Kuningan dengan Forum Silaturahmi Persatuan Umat Islam (PUI) Se- Cigandamekar Kabupaten Kuningan, Jum'at (13/3/2020) kemarin menggelar kegiatan bertajuk "Training Optimalisasi potensi Guru melalui Hipnoteaching" di Auditorium SMA PUI Ciwedus Timbang, Jum'at (13/3/2020).

Hadir juga dalam kegiatan tersebut Pimpinan Ranting PUI Kecamatan Cigandamekar, Kepala Sekolah SMA, Kepala MTs, Kepala MI 1 dan 2 Desa Timbang, Kepala RA Timbang, Kepala MI Cibuntu, Kepala RA Karangmuncang, Kepala MI Babakanjati dan segenap guru di lingkungan Perguruan Organisasi Persatuan Umat Islam (PUI) Kec. Cigandamekar Kab. Kuningan.

Dra. Helmi Yati, selaku kepala sekolah MTs PUI menyampaikan ucapan terima kasih tak terhingga kepada tim Training dari STKIP Muhammadiyah Kuningan yang telah berkontribusi positif dalam penciptaan budaya mutu pengajaran di lingkungan Perguruan PUI.

Helmi Yati berharap, "kegiatan ini bisa terus continue dilakakukan bersama STKIP agar feedback dari kegiatan ini bisa memberikan refresh kepada para guru di lingkungan PUI Kec. Cigandamekar", pungkasnya (13/3)

Kepala SMA PUI, Dani Abdul Gani,  M.Pd, dalam sambutannya mewakili pimpinan PUI Cigandamekar menyebutkan pula bahwa "peningkatan kualitas pengajaran sangat urgen untuk dilakukan, terlebih hari ini kita kedatangan tim dari perguruan tinggi yang sekaligus pimpinannya adalah anak pituin PUI Ciwedus yaitu Pak Nanan".

"Sangat strategis untuk terus dilakukan kerjasama, mengingat SMA PUI juga berencana membangun boarding school sebagai respon cepat kebutuhan publik akan pendidikan yang lebih berkualitas di kami", ujar Dani (13/3)

Dua narasumber yang hadir dalam kegiatan tersebut, yakni Nanan Abdul Manan, M.Pd (Ketua STKIP Muhammadiyah Kuningan) dan Oman Suryaman, M.Pd.,CHt.,CMH, (Kepala Bagian Kerjasama dan PMB STKIP Muhammadiyah Kuningan).

Oman Suryaman menjelaskan, prinsip dasar Hypnoteaching adalah memberi kenyamanan baik bagi guru maupun siswa dalam proses pembelajaran, sehingga besar harapan tercipta kondusifitas yang dinamis dalam transfer knowledge.

"Dengan Hypnoteaching ini diharapkan adanya peningkatan profesionalisme guru dapat memberikan pelayanan yang optimal dalam proses belajar mengajar di lembaga pendidikan PUI", kata Oman (13/3).

Di tempat yang sama Nanan Abdul Manan lebih menyoroti, Merdeka Belajar pada level pendidikan dasar dan menengah harus dimaknai sebagai pengembangan kreativitas guru dalam mengajar dan respon cepat dengan segala perubahan yang terus terjadi.

Perlakuan guru terhadap murid dalam proses pengajaran masa lalu yang dianggap berhasil belum tentu bahkan bisa jadi tidak akan berhasil lagi jika diterapkan di masa sekarang. Hal ini dilandasi dengan akselerasi perkembangan teknologi informasi yang mengakibatkan pada akses informasi cepat tak terbatas.

Pesan pak Mendikbud dalam konteks merdeka belajar setidaknya ada tiga pesan besar yang harus dipahami: aspek literasi, aspek numerasi dan survei karakter. Ketiga aspek ini merupakan luaran pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.

Mereka mampu membaca pemahaman, memahami teks dan konteks sesuai kedewasaan berpikir mereka, memahami aspek matematis sebagai landasan awal berpikir strategis, dan memperkuat aspek karakter peserta didik dengan segala nilai-nilai moral yang berlandaskan pada nilai-nilai religius dan sosial.

Lebih lanjut Nanan menegaskan, "momentum Optimalisasi Potensi Guru ini sangat strategis karena seorang guru kini tidak sekedar melakukan transfer of knowledge namun hal yang lebih keren lagi adalah mampu memberikan transfer of skill, transfer of attitude, transfer of values, dan transfer of experience", (13/3)

(sekre/asa)


Bagikan Berita Ini

Facebook Twitter Whatsapp