Inikah Pendidikan?


Kuningan, UPMKNews -- Kita belum pernah mendengar sesuatu masa yang didalamnya pendidikan tidak dibicarakan disemua waktu dan semua negara. Pendidikan merupakan masalah yang tidak pernah selesai. Pendidikan selalu terasa tidak memuaskan, bahkan selalu menjadi bahan perdebatan. Apakah kalian mengira bahwa pendidikan di negara maju tidak pernah lagi membicarakan pendidikan mereka? Dan apakah mereka sudah benar-benar puas dengan pendidian mereka? Tentu tidak, orang-orang di negara maju pun masih mengkritik pendidikan di negara mereka. Mengapa manusia tidak pernah puas dengan pendidikan yang ada. Kita tahu bahwa semua orang akan terlibat bila berkaitan dengan pendidikan hal ini karena semua orang berkepentingan dengan pendidikan.

Orang yang ingin memperbaiki seseorang, sekelompok orang, suatu bangsa bahkan dunia pasti akan melakukannya langsung atau tidak langsung melalui pendidikan. Bahkan orang yang ingin merusak negaranya pun akan melakukannya dengan pendidikan. Jangan dikira para koruptor tidak sekolah, pendidikan mereka umumnya pasti tinggi.

Orang-orang yang mengerti pendidikan pasti akan ikut membahas pendidikan, orang yang tidak tahu tentang pendidikan pun juga ikut bicara tentang pendidikan, karena anak turunannya telah dan akan ikut dalam pendidikan. Pendidikan masalah kita bersama, semua orang berkepentingan dengan pendidikan. Berbeda halnya bila yang dibicarakan adalah bom nuklir. Meskipun menyangkut masalah bersama, tetapi tidak setiap orang ikut membicarakannya. Adapun pendidikan semua orang mencercanya, mengkritiknya, mengutuknya, tidak pernah puas terhadapnya tetapi anehnya tetap saja menyerahkan anaknya ke lembaga pendidikan.

Pendidikan tidak akan pernah selesai dan tidak akan pernah selesai dibicarakan, mengapa? Pertama, kita tahu bahwa fitrah manusia menginginkan yang lebih baik. Kita selalu menginginkan yang lebih baik meskipun sebenarnya tidak tahu mana pendidikan yang lebih baik itu. Karena sudah menjadi fitrah manusia. Maka, tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan tidak akan pernah selesai bagi kita karena sudah menjadi fitrah manusia yang tidak merasa cukup.

Kedua, kita sebenarnya tahu bahwa teori pendidikan dan teori pada umumnya selalu ketinggalan oleh kebutuhan masyarakat, hal ini disebabkan karena masyarakat yang lokasinya selalu berpindah dan waktu yang terus berjalan, sehingga teori tersebut akan susah menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat karena pada umumnya teori pendidikan dibuat berdasarkan kebutuhan masyarakat pada tempat dan waktu tertentu. Karena waktu yang terus berubah dan tempat juga berubah, maka kebutuhan masyarakat juga berubah. Bahkan bisa jadi perubahan waktu dan tempat itu akan merubah juga sifat manusia. Dengan begitu maka manusia akan merasa tidak puas dan merasa belum selesai dengan teori pendidikan yang ada.

Apa yang kita lihat selama ini? Terlalu banyak orang ikut berbicara pendidikan, jika yang berbicara tentang pendidikan itu bukan pembuat keputusan yang mengikat publik itu baik-baik saja. Yang berbahaya ialah bila orang yang berbicara pemegang kekuasaan, pembuat kebijakan. Kedua kita sering menyaksikan perbaikan pendidikan itu seperti “menambal kain yang bolong” misalnya ada permasalahan anak-anak merusak lingkungan, kemudian buru-buru memberikan pelajaran cinta lingkungan. Ada lagi masalah anak-anak malas sholat, kemudian buru-buru menambahkan jam Mata Pelajaran Agama. Anehnya, saat korupsi sudah lama ada dan sudah sangat meluas malah tidak ada reaksi apapun pada level pendidikan.

Pesan dari penulis untuk para pembaca bahwa pendidikan itu bukan hanya persoalan berfikir, tapi juga persoalan bertindak maka sepatutnya kita berfikir dan bertindak yang baik sehingga output yang dihasilkan oleh fikiran dan tindakan kita juga menjadi baik.

Penulis: Mustaid, Mahasiswa Aktif PGSD Semester 6


Bagikan Berita Ini

Facebook Twitter Whatsapp