Membangun Karakter Anak Sejak Dini Melalui Pembelajaran Dan Kurikulum Berbasis Alam Terpadu


Kuningan, UPMKNews -- Membangun karakter anak sejak dini melalui pembelajaran dan kurikulum berbasis alam terpadu bukanlah hal yang baru di dunia pendidikan. Namun, untuk menciptakan sesuatu yang unik, ada pendekatan baru dalam membangun karakter anak melalui pembelajaran dan kurikulum berbasis alam terpadu.

Pendekatan itu adalah pendekatan "Eco-Centric" atau "pusat-pusatkan pada alam" dalam pembelajaran dan kurikulum berbasis alam terpadu. Pendekatan ini memposisikan alam sebagai pusat dari semua pembelajaran dan pengembangan karakter anak. Hal ini berbeda dengan pendekatan yang sudah ada sebelumnya, di mana alam hanya dijadikan sebagai sumber belajar dan hiburan semata.

Dalam pendekatan Eco-Centric, anak akan belajar tentang hubungan dan keterkaitan antara manusia dengan alam secara holistik. Mereka akan belajar tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, menghargai keanekaragaman hayati, serta memahami dampak dari perilaku manusia terhadap alam dan ekosistemnya. Hal ini akan membantu anak membangun rasa empati, tanggung jawab sosial, dan kepedulian terhadap lingkungan sejak dini.

Selain itu, dalam pendekatan Eco-Centric, anak juga akan belajar tentang kearifan lokal dan budaya-budaya yang tumbuh di sekitar alam. Mereka akan diajarkan tentang tradisi-tradisi lokal yang terkait dengan alam, seperti memelihara tanaman, menjaga hutan, serta penggunaan bahan alami dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini akan membantu anak memahami pentingnya menjaga warisan budaya dan kearifan lokal.

Pembelajaran dan kurikulum berbasis alam terpadu dengan pendekatan Eco-Centric juga dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih menyenangkan dan berkesan bagi anak. Anak akan belajar di lingkungan alam yang berbeda-beda, seperti hutan, pantai, sungai, dan kebun. Mereka akan belajar langsung dari alam dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan lingkungan sekitar, seperti menanam tanaman, menjaga kebersihan lingkungan, dan mengamati satwa liar. Hal ini akan membantu anak memperoleh pengalaman belajar yang berbeda-beda dan memperluas wawasan mereka tentang alam.

Dalam pendekatan Eco-Centric, kurikulum juga dapat dirancang untuk mengintegrasikan berbagai mata pelajaran, seperti ilmu pengetahuan, matematika, bahasa, dan seni dengan lingkungan alam. Anak akan belajar tentang konsep-konsep tersebut dengan cara yang lebih menyenangkan dan nyata. Misalnya, anak dapat belajar tentang sifat-sifat matematika dari ukuran dan bentuk tanaman, atau belajar tentang bahasa dengan mengamati dan mendeskripsikan flora dan fauna di sekitar mereka.

Tidak hanya itu, pembelajaran dan kurikulum berbasis alam terpadu dengan pendekatan Eco-Centric juga dapat memperluas karakteristik kreatifitas anak. Dalam pendekatan Eco-Centric, anak akan diberi kesempatan untuk berkreasi dengan bahan-bahan alami dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar mereka. Anak akan belajar tentang penggunaan bahan-bahan alami, seperti kayu, batu, daun, dan bahan organik lainnya dalam pembuatan kerajinan tangan, seni, dan karya-karya kreatif lainnya.

Dalam pembelajaran dan kurikulum berbasis alam terpadu dengan pendekatan Eco-Centric, anak juga dapat belajar tentang inovasi dan teknologi yang terkait dengan alam. Anak dapat belajar tentang teknologi hijau, seperti energi terbarukan, pengolahan limbah, dan teknologi ramah lingkungan lainnya. Hal ini dapat membantu anak memahami bahwa teknologi dan inovasi juga dapat berjalan seiring dengan menjaga kelestarian alam dan lingkungan.

Pendekatan Eco-Centric dalam pembelajaran dan kurikulum berbasis alam terpadu juga dapat membantu membangun kemandirian dan rasa percaya diri anak. Anak akan belajar untuk mandiri dan bertanggung jawab atas tugas-tugas yang mereka lakukan dalam lingkungan alam. Mereka akan belajar tentang kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dengan bantuan sumber daya yang tersedia di sekitar mereka.

Dalam pendekatan Eco-Centric, anak juga dapat belajar tentang kolaborasi dan kerjasama dengan orang lain dalam menjaga kelestarian alam dan lingkungan. Anak dapat bekerja sama dengan teman-teman mereka dalam menjaga kebersihan lingkungan, memelihara tanaman, atau melakukan tugas-tugas lainnya yang berkaitan dengan lingkungan sekitar mereka. Hal ini akan membantu anak membangun keterampilan sosial dan emosional, seperti kerjasama, toleransi, dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik.

Secara keseluruhan, pendekatan Eco-Centric dalam pembelajaran dan kurikulum berbasis alam terpadu dapat memberikan manfaat yang banyak bagi perkembangan karakter dan potensi anak. Anak akan belajar tentang pentingnya menjaga kelestarian alam dan lingkungan, memahami keterkaitan antara manusia dan alam, serta memperluas wawasan mereka tentang budaya dan kearifan lokal. Selain itu, pendekatan ini juga dapat memperluas karakteristik kreatifitas, kemandirian, rasa percaya diri, serta keterampilan sosial dan emosional anak.

Dalam mengimplementasikan pendekatan Eco-Centric dalam pembelajaran dan kurikulum berbasis alam terpadu akan banyak ditemukan hal dan penanaman karakter yang kuat pada anak.

Sumber: Imas masriah, Mahasiswa Aktif PG-PAUD semester 2


Bagikan Berita Ini

Facebook Twitter Whatsapp