Tidak Hanya Akademik, Non Akademik pun Harus Dikembangkan


Oleh: Miftah Latifah Auzia, Mahasiswi PGSD 3A

Kuningan, UPMKnews --- Proses pemahaman materi yang diajarkan bisa dikatakan sepenuhnya baik apabila para siswa-siswi bisa menangkap dengan jelas maksud yang disampaikan oleh guru ataupun pengajar. Belajar haruslah dimulai dari kesadaran diri sendiri dan jangan sampai merasa ada paksaan dari luar, jika para murid merasa ada paksaan ataupun rasa tidak suka, proses belajar akan menjadi kurang efektif karena secara tidak sadar akan terbentuk penghalang dalam pikiran para siswa & siswi untuk menolak informasi yang diberikan. Ditambah lagi, anak harus belajar dari pagi hingga siang hari di sekolah. Pasti ada yang namanya rasa jenuh ataupun bosan. Para siswa akan merasa jenuh jika hanya belajar melalui teori saja dan hal itu membuat ketidaksukaan dalam diri mereka yang akhirnya menyebabkan para siswa menjadi tidak semangat untuk belajar.

Banyak siswa mempunyai bakat tertentu, tapi tidak semuanya mau mengasahnya. Kebanyakan orang tua dan guru juga lebih fokus pada pencapaian akademik anak daripada pencapaian non akademik melalui pengembangan bakat yang dimiliki. Rata-rata nilai harian dan ujian yang tinggi menjadi tujuan, titel sarjana juga menjadi gengsi tersendiri bagi para orang tua. Bakat dan Kreatifitas anak pun perlu dikembangkan terlebih anak yang kurang dalam akademiknya.

Penyebab nya biasanya karena guru yang terlalu fokus pada pembelajaran akademik apalagi pada saat pandemi seperti ini, ada sebagian sekolah yang menghilangkan pembelajaran non akademik pada saat pandemi dan hanya berfokus pada pembelajaran akademik saja. Dan ada sebagian guru yang hanya berfokus pada siswa siswa tertentu saja misalnya hanya pada siswa yang pintar atau hanya pada ketua kelasnya saja, itu membuat siswa yang lain menjadi terabaikan. Apalagi pada saat pandemi guru tidak bertatap muka langsung dengan siswa jadi guru tidak tau sifat dan karakter para siswa. Dan juga siswa selalu dituntut baik dari orangtua maupun dari guru untuk selalu mendapatkan nilai yang baik.

Menekan anak belajar untuk mendapatkan nilai bagus dapat memberikan dampak buruk. Anak yang mendapatkan tekanan untuk belajar lebih keras berdampak negatif pada kesuksesan anak di masa depan. Dampak buruk yang dapat dirasakan anak pada saat terlalu difokuskan pada pembelajaran akademik yaitu merusak rasa percaya diri anak, misalnya pada saat ulangan dan siswa tersebut mendapatkan nilai yang buruk, juga bisa merusak kualitas tidur siswa yaitu anak yang harus mendapatkan nilai bagus, cenderung belajar hingga larut malam dan menyebabkan kualitas tidur anak memburuk, juga bisa membuat perilaku siswa menjadi bermasalah Tekanan untuk mendapat nilai bagus akan membuat anak melakukan hal salah, seperti mencontek atau melakukan kecurangan lain dalam belajar. Anak takut jika ia tidak mendapatkan nilai bagus, jadi ia akan melakukan berbagai cara. Apalagi untuk siswa yang tidak terlalu mahir dalam pembelajaran akademik, banyak hal hal yang membuat pembelajaran menjadi tidak menyenangkan.

Oleh karena itu pembelajaran non akademik sangatlah penting bagi siswa karena jika hanya pembelajaran akademik saja itu tidak akan cukup untuk menunjang masa depan siswa, misalnya di pembelajaran non akademik siswa akan bisa belajar bersosialisasi, bisa mengembangkan kreativitas dan bakatnya sesuai kemauan siswa, selain itu juga di pembelajaran non akademik siswa bisa mendapat teman teman baru, melatih kemampuan untuk membagi waktu dan kemampuan, serta dapat melatih kemampuan bekerja sama. Maka dari itu pembelajaran non akademik sangatlah diperlukan

Untuk itu pentingnya keseimbangan antara pendidikan akademis dan non-akademis. Pendidikan dasar yang harus ditangani dalam membentuk anak didik, yaitu etika, estetis, dan kinestetik. Guru hendaknya bukan hanya mengutamakan kemampuan akademis, seperti membaca, menulis, dan berhitung, tetapi juga kemampuan siswa dalam kemampuan non-akademis, seperti kemampuan berkesenian dan olahraga. Hanya mengutamakan capaian nilai prestasi akademik di sekolah dan mengabaikan prestasi non-akademik merupakan kekeliruan pelaksanaan pendidikan. Tidak semua peserta didik memiliki keunggulan akademis karena ada juga yang justru menonjol di bidang seni dan olahraga. Untuk itu perlunya keseimbangan antara pembelajaran akademik dan non akademik di sekolah. (*)


Bagikan Berita Ini

Facebook Twitter Whatsapp