Dosen STKIPM Kuningan Lakukan Diseminasi Hasil Penelitian Stunting di Bappeda Kab. Kuningan, Begini Tutur Ratnawati!


Kuningan, UPMKNews – Dalam rangka mensosialisasikan dan diseminasi Hasil Penelitian serta Pengembangan, Ratnawati, M.Pd. Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah (PBSD) STKIP Muhammadiyah Kuningan berkesempatan hadir di Gedung Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) untuk menyampaikan hasil penelitian yang selaras dengan isu dan permasalahan di Kabupaten Kuningan terkait Stunting, Senin (20/05/2024).

Adanya sosialisasi dan diseminasi ini pun bertujuan untuk meningkatkan sinergitas kelitbangan dan inovasi daerah. Dalam hal ini materi yang disampaikan tentunya diselaraskan dengan isu dan permasalahan di Kabupaten Kuningan diantaranya kemiskinan, ketenagakerjaan dan pengangguran, stunting dan pengendalian inflasi daerah.

Ratnawati, M.Pd., memaparkan hasil penelitian terkait “Metode Bibliotherapy sebagai Upaya Penanganan Speech Delay pada Anak Stunting” yang telah dilakukan sebelumnya di Desa Gunungsari, Kecamatan Cimahi, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Pada kesempatan diseminasi di Aula Gedung Bappeda dihadiri oleh seluruh Kepala Badan, Kepala Dinas, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, Direktur RSUD Linggarjati, para Kepala Bidang Bappeda, Pelaksana pada Bidang PDE Litbang Bappeda, Ketua LPPM dari STKIP Muhammadiyah Kuningan, UNIKU, UNISA Kuningan, STIKU, STIKES Muhammadiyah Kuningan, STIS Husnul Khotimah Kuningan, STIQ Al Multazam Kuningan dan tamu undangan lainnya.

Berdasarkan data dalam rancangan RKPD 2024 Kabupaten Kuningan bahwa permasalahan atau isu stunting, kematian bayi, dan kematian ibu masih tinggi. Stunting berdampak pada perkembangan otak yang akan mempengaruhi kemampuan berpikir anak dalam memperoleh bahasa untuk berkomunikasi. Kurang sempurnanya dalam memperoleh bahasa akan mengakibatkan anak mengalami speech delay atau keterlambatan berbicara. Permasalahan tersebut yang melatarbelakangi terjadinya stunting pada anak yang berakibat kurangnya perkembangan kognitif terutama dalam pemerolehan bahasa dan berbicara pada anak sangatlah penting untuk diatasi. Selain kurangnya percaya diri anak dalam berinteraksi sosial, di lingkungannya pun anak tersebut kerap jadi bahan bullying oleh teman sebayanya.

Dalam penelitiannya terdapat keterbaruan bahwa Media Bibliotherapy dikemas menjadi terapi berkisah yang menyenangkan sebagai bekal para orang tua dan guru dalam menangani anak dan siswanya yang mengalami keterlambatan berbicara.

Speech delay merupakan keterlambatan bicara dan keterlambatan berbahasa yang terjadi pada anak saat usianya memperoleh bahasa pertama. Sedangkan stunting adalah kondisi tubuh yang pendek karena kekurangan nutrisi berkepanjangan,” tutur Ratna.

“Permasalah Stunting berdampak pada perkembangan otak yang akan mempengaruhi kemampuan berpikir anak dalam memperoleh bahasa untuk berkomunikasi. Kurang sempurnanya dalam memperoleh bahasa akan mengakibatkan anak mengalami speech delay (keterlambatan berbicara). Namun, meskipun demikian bukan berarti anak yang Stunting itu speech delay, dan begitupun sebaliknya,” tambahnya. (Deliya)


Bagikan Berita Ini

Facebook Twitter Whatsapp