LPK STKIPM Kuningan Raih Program Bantuan Pengembangan Model Pembelajaran MKWK Berbasis Proyek Tahun 2024


Kuningan, UPMKNews -- Program Bantuan Pengembangan Model Pembelajaran Mata Kuliah Wajib pada Kurikulum Pendidikan Tinggi adalah sebuah inisiatif yang diluncurkan oleh Kemendikbudristek.

Program MKWK bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada mata kuliah wajib yang ada dalam kurikulum perguruan tinggi, yaitu Agama, Pancasila, Kewarganegaraan, dan juga Bahasa Indonesia dengan mengembangkan Model Pembelajaran berbasis Proyek (Project Based Learning) yang inovatif dan efektif.

Melalui program ini, perguruan tinggi diharapkan dapat mengimplementasikan Metode Pembelajaran yang lebih interaktif dan praktis, sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan mahasiswa dalam mata kuliah wajib tersebut.

Berdasarkan wawancara tim kami bersama dengan Atang Sutisna, M.Pd selaku Ketua dari LPK menyebutkan bahwa "dalam Program Bantuan Pengembangan Model Pembelajaran Mata Kuliah Wajib pada Kurikulum Pendidikan Tinggi, seluruh sivitas dari mulai Ketua STKIP Muhammadiyah Kuningan sebagai Pemegang Kebijakan, LPK-MBKM sebagai Unit Pelaksana MKWK, dosen pengampu mata kuliah wajib dan mahasiswa yang turut terlibat dalam Program MKWK ini," tuturnya.

Dalam tahapan mengajukan hibah MKWK terdapat latar belakang diantaranya:

1) Menguatkan unit pelaksana akademik mata kuliah wajib kurikulum;

2) Menyusun kebijakan dan dokumen pedoman implementasi pelaksanaan pembelajaran mata kuliah wajib kurikulum perguruan tinggi (MKWK) berbasis pembelajaran kolaboratif dan partisipatif melalui project case base;

3) Membangun suasana akademik yang kondusif serta proses pembelajaran yang partisipatif, kolaboratif, solutif, menyenangkan dan bermakna;

4) Meningkatkan kompetensi dosen dalam merancang dan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek; dan

5) Menguatkan karakter mahasiswa agar memiliki kemampuan memecahkan masalah, memiliki nilai-nilai luhur budaya sebagai warga negara yang baik, dan mampu berinovasi dengan menghasilkan karya inovatif. Untuk waktu yang dibutuhkan yaitu sekitar satu bulan, dan mata kuliah yang yang diajukan yaitu mata kuliah Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, Kewarganegaraan dan Bahasa Indonesia.

"Tentunya ada pelatihan khusus yang akan diberikan kepada dosen, tentu juga mahasiswa akan terlibat aktif pada pembelajaran kolaboratif dan partisipatif melalui Project cash base yang dirancang oleh dosen pengampu mata kuliah, untuk memastikan program MKWK terlaksana dengan baik maka akan dilaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi (Monev) program pengembangan model pembelajaran mata kuliah wajib pada kurikulum pendidikan tinggi berbasis proyek dilakukan melalui internal dan eksternal," ucap Atang.

"Monev internal dilakukan selama dua kali, iya itu pada tengah pelaksanaan program dan akhir pelaksanaan program. Kemudian untuk monev eksternal dilaksanakan oleh tim hibah MKWK Belmawa," tambahnya.

Maka dari itu dengan adanya program ini diharapkan bisa membangun suasana akan lebih yang lebih proses belajar yang partisipatif kolaboratif menyenangkan dan bermakna tentunya juga untuk meningkatkan kompetisi dosen dalam merancang dan menerapkan mode pembelajaran berbasis proyek, serta untuk menguatkan karakter mahasiswa agar memiliki kemampuan memisahkan masalah memiliki nilai-nilai luhur budaya sebagai warga negara yang baik dan mampu untuk berinovasi dengan menghasilkan karya yang inovatif.  (Rahma Ayu Fauziyah)


Bagikan Berita Ini

Facebook Twitter Whatsapp